Sabtu, 17 November 2012

Kekasih sejati



Kekasih sejati
adalah ketika kamu menitikkan air mata, maka dengan kebesaran cintanya ia tetap peduli terhadapmu.
Sebuah kekuatan abadi  yang ketika kamu tidak mempedulikannya dan dia masih menunggumu dengan setia..
Ketulusan sejati adalah Saat Sang kekasih mulai mencintai orang lain dan dia masih bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut berbahagia untukmu‘…
Hartono Beny Hidayat

Sebuah Kisah


" Didalam setiap perenungan dan khayalku, kudapati dirimu menyandungkan bait-bait kasih ditiap celah dinding-dinding kehampaanku.

Dari bait-bait itu ingin rasanya ku menggubah kitab-kitab cinta yang berisi mantra-mantra ajaib yang kuukir dari tetes airmata tangis rindu…

Dan seandainya saja jiwa kita bertemu, bersenandung dan menari diatas kitab itu,  kuingin  lembaran yang tercipta itu menjadi abadi selamanya.

Seabadi jalinan putih cinta kita www.duniasastra.com ".

- Beny -

Surat Kepada Yang Terkasih!

Aku bukanlah bintang yang menerangi gelap malam

Dan bukan pula daun kering yang berserak tertiup angin Aku adalah seorang pengembara yang sedang menyusuri dan mencari pelangi dibalik kabut hitam.

Yang ingin kujumpai diujung harapku adalah Lentera jiwa, Obor kehidupan yang menerangi setiap langkahku. Aku adalah tarikan nafas lautan .


Aku adalah airmata langit. Aku adalah senyuman bumi.

Begitu juga Cinta adalah tarikan nafas dari lautan perasaan , air mata langit , dan senyuman dari bumi sang jiwa,

Setiap kuletih melangkah, kuhenti sejenak- untuk sekedar mencium harummu, Kusandarkan tubuh ini dan kuselimuti diriku dengan senandung merdu, Senandung yang juga dinyanyikan oleh sungai dan hutan.

Saat jiwaku lapar…kusinggahi “rumah” disetiap jalan yang kulalui, Kuketuk rumah-rumah mereka dengan lonceng-lonceng kehidupan Aku hendak menyemaikan benih – bunga- jiwa yang terangkai dari dasar hati dan kuyakin bumi akan menerimaku dan memberiku wangi bunga, Aku akan membawa impianku sampai kelangit Dan kuyakin langit akan memberiku apa yang dinamakan cinta.

Tetapi yang kudapati, rumah-rumah itu telah terisi sepasang jiwa, yang sejatinya-ingin kucari. Aku tak ingin memadamkan lentera hati-yang ada dalam sangkar sepasang merpati putih Karena ku tahu kecantikan bersinar lebih terang dalam hati orang yang merindukannya, daripada mata yang melihatnya…. kucoba rentangkan kembali sayap patahku… kembali kuterbang ,lalu menghilang dibalik awan.

Kutinggalkan tanda mata berupa tetes darah dari setiap daun pintu yang kubuka, Sebagai tanda bahwa Aku, si-Jiwa kesepian pernah hadir disini. Jiwa yang menghembuskan nafas kerinduan Jiwa yang menyenandungkan kebahagiaan dan nestapa cinta , sipembawa karung kasih bernama harapan.

Dan kuketahui Cinta telah memperlakukan ku seperti matahari yang menghidupi dan mematikan padang-padang dengan panas teriknya. Jiwaku menasehatiku dan mengungkapkan kepadaku bahwa cinta Tidak hanya menghargai orang yang mencintai , tetapi juga orang yang dicintai.

Sejak saat itu bagiku cinta ibarat jaring laba-laba diantara dua bunga Yang dekat satu sama lain. Cinta menjadi lingkaran cahaya yang tanpa awal dan tanpa akhir. Wahai sukma agung yang terdiam bisu, Dalam keheningan malam, aku mendengar suaranya yang amat merdu Ketika ku hendak menutup mata ini , masih kurasakan sentuhan jemarinya yang lembut dibibirku…

Masih teringat ketika kami berada ditaman , kami duduk diatas sebuah batu sambil menatap cakrawala yang jauh.

Dia menunjukkan padaku sudut langit yang berwarna keemasan, dan menyadarkanku akan merdunya senandung burung-burung sebelum mereka tidur dimalam hari. Dialah kekasih khayalku,yang selalu menemaniku kemana kupergi.

Prasasti jiwaku bersaksi dan berkata ; Kegelapan bisa menyembunyikan pepohonan dan bunga-bunga dari pandangan mata . Tetapi kegelapan tidak dapat menyembunyikan dirinya dari jiwaku.

Wahai Alam raya… Dunia para penyair yang bermahkotan duri, Aku terlahir dari dunia yang hilang…dan dalam ketersendirianku kuciptakan kekasih khayalan untuk pasangan jiwaku.

Aku tertawa untuk diriku- atas kemalangan jiwaku… Apakah aku telah kehilangan bentuk-bentuk kehidupan sehingga aku merasa lebih baik melihat dan mendengar dalam alam impian ?

Dikeheningan malam yang dingin, kulepaskan jiwaku agar bisa menari-menari diawan, dan kubiarkan pula jiwaku bermandikan seribu bintang!

.......Ku bermimpi !.............

Lalu, Kutemukan diriku didalam sebuah perahu kecil, terapung-apung di samudera luas tanpa batas. “Tiba-tiba aku memandang keatas , dan melihat kekasih hidupku , berada sangat dekat diatasku.

Aku bersorak kegirangan, membentangkan tanganku dan berteriak, ‘mengapa engkau meninggalkan aku kekasih ?’  Kemana saja engkau selama ini ? mendekatlah kepadaku , dan jangan pernah lagi meninggalkan aku sendirian !” “Tetapi dia tidak bergerak.

Diwajahnya kulihat tanda-tanda kesedihan dan kesakitan yang tak pernah aku lihat sebelumnya.

Dengan suara lembut dan lirih , dia berkata ‘ “Aku datang dari kedalaman samudera untuk melihatmu sekali lagi. ‘Aku ingin melihatmu tersenyum untuk terakhir kali !.

’ Kembalilah keduniamu dan lupakanlah aku !” “Kumohon lupakanlah aku !” kulihat dia menutup wajah cantiknya yang berderaikan air mata darah Setelah mengucapkan kata-kata itu , dia menghilang kedalam gumpalan kabut yang tiba-tiba datang.

Aku berteriak sekeras-kerasnya, dengan hati kalut aku memanggilnya kesegala arah, ‘Aku mencintaimu...jangan tinggalkan aku !’ , aku menantap nanar kesegala penjuru , tetapi yang nampak hanya rintik-rintik hujan , kerlip bintang yang bertemankan untaian cahaya lembut sinar rembulan.

Kekasihku , kuharap aku dapat mengatakan kepadamu, apa arti kehadiranmu untukku. Semua itu menciptakan jiwa dalam jiwaku, disaat hatiku hampa dan gemetar , aku merasa sangat membutuhkan seseorang untuk mengatakan kepadaku, bahwa masih ada hari esok, untuk semua isi hati dan jiwa yg sepi, dan engkau selalu melakukannya untukku.

Kekasihku, Kapanpun kucoba untuk mendekatimu lewat ucapan, Sebagai pribadi yang utuh. Tetapi engkau selalu menjauh dariku Dan sulit kugapai.

Tetapi apapun yang terjadi aku senang bersamamu…. Karena engkau adalah sebuah menara kekuatan !, Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan hari ini tanpa engkau.

Walau aku harus mandi dalam kobaran api, denganmu aku merasa sangat terlindungi dan terjaga. “Aku kembali ketempat peraduanku, jiwaku merintih ,aku seperti berada diperahu yang ganjil !”...’perahu yang mudah goyah disapu ombak dan badai’...

Lalu kulihat jasadku terkapar ditepi pantai, kulihat sekelompok gagak mengelilingiku...menanti dengan sabar lepasnya ruh dari ragaku !’...jiwaku memelas melihat jasad yang tak berdaya didepannya, kemudian dengan perlahan-lahan aku meninggalkannya....

Dan kulihat juga disana , kulihat kakasih jiwaku sedang terpasung dan didera, darah menetes dari kaki dan tangannya ! dan jatuh menimpa bunga-bunga yang ada dibawahnya.

Janganlah menangis kekasihku, cinta tercipta untuk membuat mata-mata kita dan menjadikan kita pelayannya, agar kita mendapat anugerah kekuatan dan ketabahan.

Hentikan airmatamu, karena kita telah mengangkat sumpah. Lalu ku berkata, “Ketika aku berdiri bagaikan sebuah cermin jernih dihadapanmu , Kamu memandang kedalam diriku dan melihat bayanganmu. Kemudian kamu berkata, “Aku Cinta Kamu”.

Tetapi sebenarnya kamu mencintai dirimu dalam diriku.” Wahai kekasih hati! , “Hanya dengan cinta yang indah kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan dan duka perpisahan.

Aku tak punya pilihan lain kecuali berjuang setiap hari sampai kutemukan harta yang layak kuserahkan kepadamu, Harta untuk membantu kita dalam mengarungi penziarahan hidup kita”.

Ketika tangan kehidupan terasa berat dan malam tak berirama, inilah saatnya untuk cinta dan kepercayaan.

Dan betapa menjadi ringannya tangan kehidupan dan betapa berirama malam, Ketika sesorang mencintai dan mempercayainya.

Cinta adalah cahaya ghaib yang dipancarkan dari inti yang membakar jiwa dan menyinari sekeliling bumi. Sehingga memungkinkan kami merasa hidup laksana mimpi indah diantara keterjagaan yang satu dengan keterjagaan yang lain.

‘Wahai kekasih, walau ragaku telah menyatu dengan tanah, Aku akan senantiasa mengingat cinta pertamaku, Dan aku akan menggapai kembali saat-saat yang ganjil itu.

Ingatan yang mengubah dasar perasaanku dan membuatku sedemikian gembira meskipun kegetiran terasa dalam misteri. ”Ia” akan terus hidup laksana seorang tawanan cinta diseberang laut,dimana “ia” dikebumikan.

Cinta adalah segala sesuatu yang dapat kuperoleh , serta tak seorangpun yang dapat melenyapkannya dariku. Hubungan antara kau dan aku merupakan hal paling indah dalam hidupku.

Sesuatu yang paling mengesankan yang pernah kuketahui dalam hidup- dan akan selalu aku kenang…

Wahai para Pencinta , Pemusik dan Penyair !,

Telah kutemui pelangi dibalik kabut hitam,

serta Telah kutemukan kuncup bunga dimahkota duriku Aku mencintai Terang persis seperti aku mencintai Kegelapan,

Aku terjaga dalam dekapan bunga dan kelembutan jemari sinar mentari! Aku akan keluar, sekarang aku berjalan memasuki lentera itu, Kulihat matanya berkaca-kaca didalam keharuan.

Aku membelai rambutnya dan berkata, “Aku mencintaimu kekasihku sebelum kita berdekatan , sejak pertama kulihat engkau.Aku tahu ini takdir. Kita selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan kita.”

“Cintaku padamu wahai kekasih , akan tetap ada hingga akhir hidupku , dan setelah mati “Tangan Tuhan” akan mempersatukan kita kembali.

” Hari ini aku telah bersama pasangan jiwaku yang kucinta, ia dan aku menyatu dalam obor Tuhan yang telah diciptakan sebelum dunia ada.

Tak ada kekuatan didunia ini dapat mengingkari kebahagiaanku dengan dirinya, karena kebahagiaanku lahir dari pelukan dua roh yang disatukan dengan sikap saling memahami dan dipadukan dan dipayungi oleh Cinta kasih.

Dalam Damai dan Kasih-Nya Kemudian aku tuntun tangannya yang suci Menuju Altar cahaya keabadian .

Hartono Beny Hidayat In Colaboration

“Perkawinan adalah penyatuan dua jiwa dalam cinta yang kokoh untuk menghapuskan perpisahan. Ia adalah kesatuan agung yang terpisah dalam roh. Ia adalah gelang emas dalam sebuah rantai yang permulaannya adalah sebuah pandangan, dan akhirnya adalah Keabadian. Ia adalah hujan suci yang jatuh dari langit tak ternoda untuk menyuburkan dan memberkati ladang-ladang illahi.”(KG)

Impian dan cinta akan saling memberi satu dengan yang lain, serupa dengan apa yang dilakukan matahari ketika mendekati malam,dan yang dilakukan bulan ketika mendekati pagi. Terpujilah cinta yang mampu mengisi kesepian manusia, dan mengakrabkan hatinya dengan hati manusia lain

2001 www.duniasastra.com

Matinya sebuah bangsa

www.duniasastra.com

Kulihat bangsaku perlahan telah mati nuraninya, karena lapar saling menyikut dan menindas...siapa cepat dan kuat dialah pemenangnya...

Aku tertegun dan terpana semua ingin diraih, tak pernah ada kata puas....seakan yang hidup bergabung dengan yang mati demi sebuah ambisi.

Aku menyaksikan wajah-wajah yang tak kenal rasa malu, yang menutupi matanya dengan debu-debu emas yang memantulkan gemerlap cahaya teplok- airmata derita .


Kulihat pula derai tawa - tak berdosa sembunyikan tangis bayi dari bilik kardus bawah kolong jembatan; suara tangisan yang mengharap susu manis dari kedua tetek kering ibunya, tarikan nafas kegetiran yang menanti matangnya bebatuan didalam kuali ; serta Jeritan nafas kemiskinan yang membuat seorang ibu tega meletakkan anaknya dalam kardus- tepi sungai.

Tak ada bedanya aku, kamu dan mereka...karena nuranilah kita berbeda- karena kejujuranlah kita jadi mulia. sadarkah engkau bahwa orang mulia sekalipun-tak jarang dari mereka adalah keturunan darah penjahat !.
Aku muak dengan kapitalis karena ia merupakan raksasa tak berkaki serta berotak anak ayam, jelmaan lintah yang tak pernah kenyang. Aku; kamu; dan mereka semua; bayi-bayi ini, serta para pewaris bangsa...mereka adalah para pewaris yang terpasung dan terkekang, karena kemiskinan telah merantai tangan-tangan dan tubuh mereka dalam belenggu kebodohan.

Aku bukanlah seorang provokator, atau anarkis bukan pula komunis, aku mengajarkan kepada mereka tentang Tuhan, dan ketika mereka marah meradang , aku redam mereka dengan akal dan nurani, Aku seorang motivator , sekaligus orang yang terpasung, roda-roda kehidupan kudapati berlawanan arah denganku, ia melindas dengan angkuh setiap benih yang kutanam dan hendak bertunas.

Dan aku melihat disana, dibalik tumpukan sampah ada budak sedang tertidur , aku tak ingin membangunkan dia kalau-kalau ia sedang memimpikan “kebebasan.”

Bila ia telah terbangun akan aku jelaskan tentang arti kebebasan kepadanya.

Tapi aku juga mencintai para budak itu, seperti cintaku pada kebebasan, sebab mereka mengecup dengan mata tertutup taring binatang buas dalam hening ketidaktahuan, tanpa tahu senyum maut yang menunggu, dan tak pernah menyadari, sedang menggali kuburan dengan tangan mereka sendiri.

kehidupan berbangsa laksana sebuah kursi singgasana, bila rusak atau patah sebagian maka pincanglah sebuah bangsa.

Dan Matilah sebuah bangsa bila hukum dapat dibeli dengan uang, serta para pemikirnya membiarkan kebohongan sedangkan ia mengetahuinya -kemudian karena sesuatu hal ia hanya diam terpaku , lalu menyerah dalam kubangan belenggu yang bernama kekuasaan.
Hartono Beny Hidayat hasil elaborasi dengan KG

Dia


Dia , sipujangga cinta terus menyebut nama "cinta" yang telah memenjarakan hatinya...namun teriakkannya hanya menggema dicakrawala, memantul dari satu bukit ke bukit yang lain.
Sedang "cinta" yang nun jauh disana tak bisa mendengar. Dia memanggil nama cinta ribuan kali , dan selalu saja sia-sia, tidak ada yang mendengar atau menjawab seruannya.
Ditempat yang jauh itu jiwa "cinta" selalu mengenang dia , siang terbayang malam dikenang, siang mengharap malam meratap.

Hasrat menyala-nyala dalam hati yang terbakar kerinduan, rasa cinta itu semakin mendalam ,walau kedua raga saling berjauhan.
Getar perasaan "cinta" terhubung juga dengannya, bila "cinta" semakin menderita maka si -dia juga semakin menjadi-jadi , mengembara sendirian dipadang imajinasi serta mengabaikan segala cemoohan orang sekitarnya yg menganggap cintanya pada "cinta" hanyalah sebuah cinta sesaat yang biasa dihinggapi anak muda-yang dengan sendirinya sirna bersama sang waktu, dan mereka sering mengolok-olok , menyebut dirinya sang pemimpi...
Ia ingin mengadukan nasibnya tetapi pada siapa?!..
Tidak ada yang bisa memahami perasaannya, hanya bebatuan dan lembah yang bisa memahami kesedihan hatinya...
Karena bukit dan lembah yang setia mendengarkan lolongan dia memanggil cinta.
Bila kerinduan dia pada kekasihnya sudah tidak dapat terbendung, dadanya terasa sesak , pikirannya kalut, bagai tetesan embun jatuh kebumi airmata kesedihan dan keputusasaan mengalir deras dari pipinya yang pucat. Dia telah kehilangan akal sehatnya karena cinta, sirna pula kesadaran dirinya, jika sudah demikian syair-syair yang indah keluar dari bibirnya yang merah :
Duhai cinta...
Engkau adalah keharuman nafas surgawi , yang membuatku tak lagi mampu untuk memejamkan mata...
Sihirmu begitu mempesona , membuat hati yang gersang ini menciptakan kedalaman samudera yang nyaris sama dengan kedalaman jiwa...
Hanya untukmu seorang , seluruh kerinduanku , impianku , angan dan harapanku berlabuh , karena hanya engkaulah segala keinginan bermuara...
Wahai senandung pagi serta kicauan burung dipagi hari....
Maukah engkau menyampaikan salam rindu pada kekasihku....
Belailah rambutnya yang hitam berkilau untuk mengungkapkan dahaga cinta yang memenuhi hatiku......
Wahai semilir angin pagi yang mendamaikan dan menyejukkan jiwaku....
Sampaikan pada gadis yang memikat hati itu betapa pedih rasa hatiku jika tidak bertemu dengannya, hingga tak kuat lagi aku menanggung beban kehidupan....
Wahai semilir angin yang memporak-porandakan putik-putik bunga....
Tanyakan dirinya apakah dia masih mau berjumpa denganku?...
Apakah ia masih memikirkan diriku ?.....
Bukankah telah kukorbankan kebahagiaanku demi dirinya?...hingga diri ini terpenjara sepi dan terbalut kegelapan didasar samudera ?! .....
Wahai semilir harum -kelopak putik-putik bunga....
Maukah engkau membawakan keharuman rambutnya padaku sebagai pelepas rindu?
Sampaikan salam , beserta kidung surgawi -pesanku ini untuknya :
Duhai kekasih hati ,....
Hatiku telah dikuasai oleh pesona jiwamu, kecantikanmu menusuk hatiku laksana anak panah, hingga sayap yang sudah patah ini tidak mungkin dapat terbang...
Engkau laksana dewi dalam gemilang cahaya...
Hanya untukmu seorang jiwaku rela menahan kesedihan dan kehancuran..karena engkaulah menara kekuatan dan airmata kebahagiaan bagi segala prahara hidupku...
Keindahan parasmu laksana ramuan ajaib yang memabukkan diriku , desah suaramu laksana mantra sihir yang tidak bisa aku hindari , ia menjadi sumber kebahagiaan yang telah memikatku untuk selalu mengenangmu...
Aku melintasi lorong waktu , merangkak dalam kegelapan , terbalut debu dan luka.... dari setiap titik darah yang menetes ini , ku harap dirimu membukakan pintu bagi jiwaku....
Sebuah tempat dimana kudapat berteduh dan menyandarkan tubuh serta jiwaku, hingga kudapat merasakan sentuhan lembut jemari surgawi yang bersemayam direlung jiwaku....
Duhai belahan jiwaku ,...
Dirimu selalu bertahta dihatiku ...siang slalu kupikirkan dan malam menghiasi mimpi ...
Airmataku pun telah mengering karena selalu meratap dan merindukanmu...
Jeritan hatiku bergema serta membelah kesunyian langit , memanggil namamu sebagai pengobat jiwa, penawar kalbu...
Entah mengapa badai dan prahara itu tiba-tiba datang , menghancurkan kebahagiaanku dan dirinya...
Separuh jiwaku beserta bahtera jiwaku hilang tersapu badai , terombang-ambing ia oleh gelombang lautan perasaan yang tak bertepi dan berdasar....
Dan demi rasa cintaku yang mendalam ...Aku rela berada dikedalaman samudera yang dingin seorang diri...
...Berteman lapar, menahan dahaga...
Wahai kekasihku, hidupku yang tidak berharga ini suatu saat akan lenyap....
Tetapi biarkan pesona kecantikanmu tetap abadi selamanya dihatiku...

Kisah Cintaku





Apalah arti kekayaan jika cinta yang menyebabkan aku merindu tak kumiliki.

Apalah Arti Istana yang megah, bila tak ada tempat untuk jiwaku untuk berteduh dan bersandar

Untuk apa dikelilingi putri-putri raja, bila cinta yang telah ku rasakan telah memenjarakan hatiku, dan telah membutakan mataku atas segala keindahannya.


Engkaulah kekasih yang menjadi inspirasi dan penghias mimpi malamku...Aura wujudmu benar-benar mempesona, jikalau matahari tak terbit , cukuplah wajahmu yang menggantikan sinarnya. Bila rembulan enggan datang dimalam hari, kelembutanmu sudah cukup untuk merebahkan bumi dipangkuan indahmu.

Engkau adalah ilham bagiku untuk memetik dawai gitar, menjalin syair cinta nan indah hingga menjadi doa-doa akan harapan dan anugerah.

Pesona wajahmu bagai pusaran angin taufan yang bisa menghisap semua benda yang tertanam dibumi. Andaikata seorang pemuda tidak mampu menatap wajahmu , maka mendengar namamu saja sudah cukup untuk mengembalikan gairahnya yang hilang...

Dalam setiap lamunan aku meyakinkan diri , kekasih yang kudamba dapat menghadirkan senyum kebahagiaan dalam hatiku, menanggalkan kesedihan yang selalu membayang ,menjadi cahaya kehidupan serta pelipur lara bagi jiwaku.

Laksana kaum pencinta , airmataku yang bening dan jernih menetes karena merindukan kasih yang tak kunjung datang...

Dan kulihat disana -disaat dirimu pergi, kumbang-kumbang pasti menemani , seolah ingin memungut sisa-sisa pesonamu , mereka berlomba-lomba menarik perhatian sang bunga, diantara mereka ada yang berusaha memenangkan cinta dalam penyamaran adapula berterus-terang dalam "ketelanjangan"... mereka hendak berusaha menawan hati bunga nirwana itu.

Sejak pertama kali aku melihat pancaran cahaya keindahan itu, jiwaku langsung bergetar...Kurasakan keharuman cinta telah menghancurkan ketenangan jiwaku...tiada yang melintas dalam anganku selain keindahan mata cinta dan tiada suara yang lebih merdu daripada suara cinta...

Saat menatap wajahmu , seolah ribuan kata ingin keluar dari bibirku, namun apalah daya bibir tak mampu mampu bergerak untuk melukiskan keagungan cinta. Nyala api asmara dalam hatiku semakin lama semakin berkobar, kebiasaanku kini hanya melamun dan merangkai syair yang menceritakan segala tentangmu...

Duhai kekasih....disaat cinta telah mengakar didalam jiwa, serta dari waktu ke waktu cinta itu telah tumbuh subur dikedalaman hati, kuingin rasa itu hanya kita yang tahu...tahukah engkau kekasih, tidak ada obat yang mujarab mengobati luka bila tertusuk duri asmara...maka hargailah dia yang mengasihimu dan diriku yang mencintaimu .

Duhai kekasih hati, dirimu telah kuikat sebagai tawanan cinta diseberang lautan, dimana tiada suatu wujudpun yang dapat menyembunyikan dirimu dari jiwaku...

Melalui pancaran mata, jiwa kita seolah menyatakan tidak ingin berpisah , Engkaulah pasangan bagi jiwaku, ruh yang kekal dan abadi...bila panah cinta telah menghujam hati dan jantung- disana engkau akan mendengar suara bathin kita melantunkan bait-bait cinta yang dihiasi oleh senyum dan tangis rindu....

Disaat jiwa kita merasa malu-malu menggapai cinta, lidah terasa kelu,dan tiada kata yang terucap dari bibir, disitulah cinta memandang dari kedalaman jiwa, ..disaat kita saling menatap, maka sabda jiwa kita -tak mampu menyembunyikan cinta dari hati.

Dalam cinta keindahan menyimpan kepahitan, dan dalam setiap kegetiran terdapat selubung kebahagiaan.

Rasa dimana kita tak dapat membedakan lagi antara siang dan malam, seolah kita berada dalam taman surgawi yang terbebas dari ruang dan waktu...

Bagi dirinya- diriku adalah pantulan jiwanya ,adakah yang dapat diperbuat dari seorang gadis yang telah ditawan api cinta yang hatinya telah tercuri,selain ingin bertemu dengan si-pencuri hati. Yang Syair-syairnya bernyanyi laksana kidung surgawi dan berbisik kedalam telinganya bagai hembusan angin nan lembut , yang membuatnya terhanyut dalam simponi kerinduan atau laksana gelombang laut yang menghanyutkan bahtera jiwanya didalam lautan perasaannya yang tak bertepi dan berdasar..

Wahai kekasih hati, berjanjilah pada keagungan cinta agar sayapmu dapat terbang bebas dan melayang bersama ketulusan cinta, walau banyak racun yang harus kita teguk ...

Atas nama cinta , racun yang pahit pun terasa manis....

Bertahanlah kekasihku, dunia diciptakan untuk kaum pencinta...Dunia ada karena cinta....cinta adalah pembebas dari segala belenggu...dan jiwa pencinta akan memberi kehidupan baru bagi kehidupan yang lain.

Itulah hakekat dan kisah cintaku kekasih, kuceritakan segala isi hati dan tak ada yang kusembunyikan....agar engkau tahu, pintu-pintu hatiku selalu terbuka untukmu... diujung rindu dan harap-aku selalu menanti kehadiranmu...dan aku yakin semilir angin akan mengabarkan dan membisikkan semua ini kepadamu.Yang menceritakan segala hal tentangmu dan tentangku...

Cinta Yang Berduka

Cinta adalah kesegaran dan keharuman bunga yang dikirim surga untuk membuat dunia tersenyum


Parasnya laksana embun menyambut pagi , dan mengilhami bunga untuk menebarkan keharuman dimusim semi, mengilhami kumbang untuk meresapi  tentang keindahan sari .

Dengan segala kecantikan dan pesona hati yang begitu sempurna, semua orang akan menilai ia adalah gadis paling beruntung, hidupnya dipenuhi oleh kesenangan dan kegembiraan.


Namun siapakah yang menyangka bila duka dan derita telah memenjarakan gadis tersebut?....

Siapakah yang bakal mengira bahwa jiwanya telah terangkat lalu terbang dari tubuhnya- untuk mencari keagungan cinta...Tiada seorangpun tahu tentang  duka hati yang membaluti jiwanya...tiada seorangpun tahu tentang ratap tangis dan rintihan kalbunya dikeremangan malam...

Dibalik cahaya bintang dan bulan aku melihat jasadmu terkulai laksana merpati yang patah sayapnya, engkau memanggil-manggil pasangan jiwamu, yang juga terkapar dalam sayap kerinduan...

Memang pesona kecantikan yang dia miliki dapat menyembunyikan kesedihan hati akan penyakit cinta, tapi bukanlah obat sesungguhnya dari penyakit itu...Obat itu sesungguhnya ada pada orang yang telah mencuri hatinya... orang yang selalu dikenang ketika siang dan menjelma mimpi dikala malam.

Tiada seorangpun yang dapat  mengerti dan memahami kesedihan hatinya begitu pula  keluarga dekatnya ,  belahan jiwanyapun menjalani nasib yang sama , seorang diri ia mengelana ditengah hutan dan lautan perasaan.

Bahkan cinta merasakan penderitaan yang ia rasakan lebih perih dari pasangan jiwanya, Ia (si- belahan jiwa) terbebas dari aturan dan adat istiadat untuk menjaga martabat keluarga.

Tetapi cinta? Bintang  itu harus tersenyum pada sekelilingnya agar tidak dicap angkuh, semua yang ia perbuat berjalan beriringan dengan ukuran harga diri, semua yang ia lakukan harus sesuai dengan tuntutan masyarakatnya, demi  martabat keluarganya.

Tidaklah mungkin seorang putri  raja keluar dari istananya, dimana setiap pasang mata selalu mengawasinya; hasrat hatinya terpendam untuk  berjumpa dengan seorang pemuda yang tinggal di sebuah desa terpencil yang telah mencuri hatinya- desa yang belum pernah ia kunjungi sekalipun dalam mimpi...

Itulah tatanan dunia dan akupun memakluminya....

Ia harus terus tersenyum walau hatinya menangis, gemerlap dunia telah memaksanya untuk memakai topeng-topeng kepalsuan.

Kumohon padamu cinta...hentikan airmatamu, lepaskan segala gundahmu....

Aku mendengar rintihan jiwamu, aku mendengar resahmu , kucoba untuk menjawab setiap pertanyaan bathinmu...kemarilah cintaku bersandarlah dibayang bahuku, yakinlah bahwa aku akan ada disetiap bayang...Ulurkanlah sayap patahmu, kan kugapai dan kusembuhkan dengan kepakkan syair jiwaku.

Aku akan mengawalmu dari pencela-pencelamu....Bunga-bunga  boleh saja layu, tapi ku kan menjaga agar cahaya bunga  itu slalu merekah ditaman hati, lalu menjelma menjadi cahaya bintang yang mengisi kesunyian malam

Duhai cintaku berjanjilah dihadapan langit dan bintang...sekalipun kita takkan bersatu, namun jiwa kita kekal dalam keabadian cinta.

Tersenyumlah bersama mentari, sampaikan salam kerinduanmu padaku-melalui desiran angin dan kicauan burung-burung diangkasa serukanlah segala impian indahmu...

Ketika ku mendengarnya, aku kan rentangkan sayapku, lalu kujemput jiwamu yang memanggil jiwaku, bersama kita berdua dalam rengkuhan sayap-sayap ilahi ,  menuju cahaya kebadian....
http://duniasastra.com

Senandung Titanic

The Titanic about to sink into the ocean, with the ship breaking into two parts and with smoke still coming out of the funnels.

Duhai cinta...

Engkau adalah  keharuman nafas surgawi , yang membuatku tak lagi mampu untuk memejamkan mata...

Sihirmu begitu mempesona , membuat hati yang gersang ini  menciptakan kedalaman samudera yang nyaris sama dengan kedalaman jiwa...

Hanya untukmu seorang , seluruh kerinduanku , impianku ,  angan dan harapanku berlabuh , karena hanya engkaulah segala keinginan bermuara...

Wahai senandung pagi serta kicauan burung dipagi hari....

Maukah engkau menyampaikan salam rindu pada kekasihku didaratan sana !....

Belailah rambutnya yang hitam berkilau untuk mengungkapkan dahaga cinta yang memenuhi hatiku......

Wahai semilir angin pagi yang mendamaikan dan menyejukkan jiwaku....

Sampaikan pada gadis yang memikat hati itu betapa pedih rasa hatiku jika tidak bertemu dengannya, hingga tak kuat lagi aku menanggung beban kehidupan....

Wahai semilir angin yang memporak-porandakan putik-putik bunga....

Tanyakan dirinya apakah dia masih mau berjumpa denganku?...

Apakah ia masih memikirkan diriku ?.....

Bukankah telah  kukorbankan kebahagiaanku demi dirinya?...hingga diri ini terpenjara sepi dan terbalut kegelapan didasar samudera ?! .....

Wahai semilir harum -kelopak  putik-putik bunga....

Maukah engkau membawakan keharuman rambutnya  padaku sebagai pelepas rindu?

Sampaikan salam , beserta kidung surgawi -pesanku ini untuknya :

Duhai kekasih hati ,....

Hatiku telah dikuasai oleh pesona jiwamu, kecantikanmu menusuk hatiku laksana anak panah, hingga sayap yang sudah patah ini tidak mungkin dapat terbang...

Engkau laksana dewi dalam gemilang cahaya...

Hanya untukmu seorang jiwaku rela menahan  kesedihan dan kehancuran..karena engkaulah menara kekuatan dan  airmata kebahagiaan bagi segala prahara hidupku...

Keindahan parasmu laksana ramuan ajaib yang memabukkan diriku , desah suaramu laksana mantra sihir yang tidak bisa aku hindari , ia menjadi sumber kebahagiaan yang telah memikatku untuk selalu mengenangmu...

Aku melintasi lorong waktu , merangkak dalam kegelapan , terbalut debu dan luka.... dari setiap titik darah yang menetes ini ,  ku harap dirimu membukakan pintu bagi jiwaku....

Sebuah tempat dimana kudapat berteduh dan menyandarkan tubuh serta jiwaku, hingga  kudapat merasakan sentuhan lembut jemari surgawi  yang bersemayam direlung jiwaku....

Duhai belahan jiwaku ,...

Dirimu selalu bertahta dihatiku ...siang slalu kupikirkan dan malam  menghiasi mimpi ...

Airmataku pun telah mengering karena selalu meratap dan merindukanmu...

Jeritan hatiku  bergema serta membelah kesunyian langit , memanggil namamu sebagai pengobat jiwa, penawar kalbu...

Entah mengapa badai dan prahara itu tiba-tiba datang , menghancurkan kebahagiaanku dan dirinya...

Separuh jiwaku  beserta bahtera jiwaku hilang tersapu badai  , terombang-ambing ia oleh gelombang lautan perasaan yang tak bertepi dan berdasar....

Dan demi rasa cintaku yang mendalam ...Aku rela berada dikedalaman samudera yang dingin seorang diri...

...Berteman lapar, menahan dahaga...

Wahai kekasihku, hidupku yang tidak berharga ini suatu saat akan lenyap....

Tetapi biarkan pesona kecantikanmu tetap abadi selamanya dihatiku...

2002
http://duniasastra.com

Perpect Body and Perpect Soul

http://duniasastra.com
Dalam impian masa remajaku
Kuingin memiliki tubuh dan jiwa yang sempurna,
Memang- tanganku yang kecil ini tak mampu untuk meraih segala yang kumau,
Tapi kuyakin jiwa yang ada dalam tubuh mungilku dapat merangkul semua ,
Dan aku yakin dapat merangkul raksasa walaupun aku sebenarnya seorang kurcaci.
Kan kugapai semua cita dan harapan -sekalipun itu semua
melayang lepas ataupun tergantung
diujung langit.

www.duniasastra.com

Pernah aku menangisi semua yang terjadi,
tapi kini air mataku mengering sudah,
Kucoba kubangun kembali puing-puing hidupku yang hilang,
aku susun sedikit demi sedikit puing-puing itu untuk kehidupan yang lebih baik dikemudian hari
Dan sekali lagi ku ucapkan !
Aku bukanlah seorang pemimpi yang menanti datangnya seorang peri.

Aku adalah si kurcaci raksasa yang memiliki tekad mengegelegar laksana halilintar
kokoh laksana bebatuan karang.
Jiwaku telah ditempa besi yang panas, terbakar , berabukan peluh ,dan berbunga api airmata.
Jiwaku menuntunku untuk bicara jujur,
sekalipun terasa berat, aku tetap berusaha.

Aku hanyalah manusia biasa,
Sesekali aku menyesali- tapi aku mencoba untuk tidak melihat masa silam ,
biarlah itu semua menjadi warna hidupku yang melecuti setiap arah langkahku.
Kucoba menegakkan tubuhku ini, walau pedih-perih terasa sesak dalam misteri.
Kucoba kuangkat kembali karung-karung bernama harapan, ku terjatuh,
Kucoba untuk bangkit kembali,
Aku terjatuh dan aku terjatuh......
Entah berapa kali aku terjatuh, aku tak dapat menghitungnya,

Namun aku masih bertahan ,
karena hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah perjuangan,
memasuki rahasia langit dan bumi,
serta mencipta dan mengukir kehidupan adalah tujuan akhirku.

Aku merasakan getaran aneh
ketika aku sedih, dan ketika aku bahagia, bagiku keduanya adalah sama.
Bagiku tawa adalah kesedihan yang terbuka dari penyamarannya.
dan tangis adalah kebahagiaan yang tertunda hari kedatangannya.
Dan kuyakin masih ada hari esok bersama Pelangi.
Aku terus berusaha dan berdoa,
Aku serahkan tubuh dan jiwaku sepenuhnya untuk-Mu Tuhan,
Lindungi dan dekatkanlah aku pada-Mu.
Rangkullah aku dengan cahaya petunjuk-Mu,
Dan ketika aku melihatnya,
Aku akan berlari Mengejarnya !.
Hartono Beny Hidayat

Kejahatan dan Hukuman


Justice

www.duniasastra.com
Didalam diri manusia , “ruh suci” tidak pernah sendiri, karena didalam dirinya manusia tetaplah masih manusia. Bahkan banyak diantaranya masih belum bersifat manusia –hanya bayangan kerdil makhluk tanpa bentuk, mengembara dalam tidur dibalik kabut mencari kebangkitannya.

Keadilan tidak serta merta  dipisahkan dari kezaliman , begitu pula kebaikan dan kejahatan. Keduanya sama-sama bergelar dihadapan wajah matahari , sebagaimana benang tenun hitam dan putih suci bersama menganyam selembar kain .

Dan apabila seseorang hendak menjatuhkan vonis atas nama ‘ hukum’ demi tegaknya keadilan , laksana  “Ia”  mengayunkan kapak ke batang pohon yang dihinggapi  “setan” , hendaklah “dia” melihat dahulu akar pohon itu-dan disana “ia” akan  mengetahui “akar” yang masih baik, akar yang sudah buruk, akar yg masih mengandung harapan serta akar kesia-sian yang hanya mengandung kemandulan jiwa.

Semuanya teranyam dalam jalinan mesra dipusat bumi yang diam. Dan kalian wahai hukum 2 yg harus adil , apakah hukuman yang akan kalian jatuhkan kepada orang-orangyang jujur dijasmani tapi tapi curang didasar hati ?!…..Putusan apa yg akan kalian timpakan kepada pembunuh manusia, tapi dirinya telah “tersembelih” dalam jiwa?!…Dan apa tuntutan kalian bagi para  “pendosa” yang telah tersiksa oleh penyesalan yangf melebihi besarnya tindak pelanggaran ?…..Bukankah rasa sesal juga bentuk hukuman yg ingin kalian langsung jatuhkan oleh hukum yang  “ sejatinya “ ingin kalian tegakkan ?

Bagi jiwa yg berhasrat untuk memahami keadilan, hampirilah rasa adil itu dengan benderang cahaya . Hanyalah demikian kalian akan paham , bahwa “Ia” yang tegak dan “Ia” yang jatuh , orang yang sama juga .Ia berdiri diantara keremangan surya , antara malam si”makhluk kerdil” dan siang hari si”Jiwa suci” . Dan nanti akan kalian sadari bahwa batu yang ada ada dipuncak singgana tidak lebih mulia dari batu landasan yang paling bawah.

Tentang Undang-Undang…..

Kalian membuat Undang-undang laksana anak-anak yang sedang asik dan serius membuat menara pasir dipantai lalu sambil tertawa gembira kalian hancurkan sendiri menara-menara itu……

Mereka melihat kehidupan seperti bongkahan karang dan Undang-undang sebagai pahatnya, untuk mengukir hiasan “hukum” menurut selera manusia.

Kalian jiwa yang terang dapat melihat orang yang berdiri dibawah sinar matahari tapi dengan “wajah berpaling” dan “ punggung membelakangi”….

Mereka hanya melihat bayangan sendiri dan bayangan itu mereka jadikan undang-undang.

Apa arti”Matahari” bagi mereka, selain merayap tersiksa menyusuri bayangannya sendiri. Tapi kalian jiwa yang berjalan menghadapkan “wajah” kearah “Matahari” , adakah bayangan diatas tanah yang akan menghalangi ?

………( Mari  kita renungkan !……………)
Hartono Beny Hidayat Elaborasi with KG

Tentang Kekayaan


www.duniasastra.com

Kekayaan Ibarat koin emas yang diletakkan secara vertikal diantara dua bola mata. Raihlah bekal dunia dan bekal akhirat secara seimbang dan janganlah kau buat dipincang keduanya, karena dengan dua mata itulah; hati dapat melihat- indah kedua sisinya.

Apabila tak mampu membuatnya seimbang maka raihlah kekayaan hati, karena dengannya jiwa senantiasa kaya walau sekiranya hidup dalam kemiskinan.

Ketahuilah wahai sahabat, bahwa kekayaan dunia -sejatinya dapat membutakan mata hati, maka lebih baik dan terhormat bagimu untuk mati diatas kekayaan hati , daripada mati diatas tumpukan emas permata ; dan menjadi kotoran diatasnya.

Hartono Beny Hidayat

Negeri seorang penyair


www.duniasastra.com

Airmataku menitik dari kelopak jiwa , menetes deras menggenangi tanah kering berduri,

Aku dapati bangsaku tertatih menahan lapar , dari sebuah negri yang kaya akan madu dan susu.

Aku saksikan dengan mata rahim kesedihanku, anak-anak negeri mati ditanahnya -yang penuh berkah ilahi.

Aku katakan padamu , apa yang dapat dilakukan- anak terbuang untuk bangsanya yang sekarat ?

Apa gunanya bagi mereka ratapan tangis seorang penyair yang tidak memiliki tempat untuk berpijak ?

Aku dengungkan hatimu dengan suara lirih , "dimana wujud mu berada wahai nurani?!'....'sudah matikah engkau diistana kehampaanmu ?"....

Ku coba menggetarkan semangat dari bahumu ,sekedar untuk membangunkan sukma agung- yang tertidur pulas dikedalaman jiwa setiap mata hati anak negeri...

Kini kutersadar dari keprihatinanku yang sia-sia , karena semua takkan mengenyangkan rasa lapar bangsaku, dan airmataku takkan menghilangkan dahaga anak-anak negeri...

Aku terjaga dari pembaringanku yang getir....wahai bumi , air dan benih yang ada digenggamanku....berjanjilah padaku bahwa engkau senantiasa hidup, dan bersama-sama tunas-tunas hari depanmu , selamanya bersemi ditanah ....tempat ari-ariku terkubur.....

Wahai kesegaran pagi yang menyejukkan, katakan kepada bangsaku, bila benih ini telah menghasilkan buah kehidupan, kuingin mereka senantiasa memenuhi genggamannya secara wajar... katakan juga pada bangsaku, agar saling berbagi benih , menyirami tunas dan menjaga kesuburan ladang-ladang ilahi dari ketamakan ...

Aku titipkan negeri miskin ini padamu semesta, dari negeri ku yang kaya raya....negeri seorang penyair.

Hartono Beny Hidayat,

1999

Kematian cinta sejati adalah awal keabadiannya


Cinta menulis surat ghaibnya untuk ku dan ia menulis syair-syair indah, gambaran mata hatinya:

"Saat cinta berkunjung ,aku tak tahu harus berbuat apa....

Dialah si-Jiwa misterius , yang terus menghantui dan selalu bernyanyi bagi jiwa sepiku...

Ia setia melantunkan senandung surgawi didepan pintu jiwaku....walau dia tahu pintu itu takkan kubuka untuknya...dengan ketulusan hati....ia membacakan syair cantiknya sebelum ku tertidur... www.duniasastra.com

'Wahai Mahadewaku...syair-syair cinta telah pergi dan berlalu dari jendela kamarku. Tapi aku masih tak tahu apa sesungguhnya cinta itu.'

"Ketika kau datang membawakan sekuntum bunga, aku kira itulah cinta. Ternyata salah. Aku rasa kau hanya bermaksud menitipkan sekuntum mawar yang terjatuh dari sepeda seorang penjual bunga yang lewat didepanmu.'

'Dari kebingunganku itu....aku ingin engkau percaya-bahwa dirimu tetap tinggal dihatiku...aku tak dapat begitu saja memusnahkan kau dari jiwaku...kau telah menggengam hatiku, dan engkau telah menenggelamkan perasaanku dilautan yang tak bertepi dan tak berbatas...'

Duhai Mahadewaku....dirimu selalu kukenang .... wujudmu tetaplah abadi.....walau engkau tahu hati ini telah tertambat dengan hati yang lain.....kuharap engkau takkan pernah kecewa, maka maafkanlah aku dan selamilah nestapa cintaku, dapatkah kau rasakan perasaan seorang gadis yang terperangkap dari seorang lelaki yang mengasihi dan lelaki lain yang mencintainya?! ......'

"Duhai pelangi....kadang-kadang aku mengharap jendela kamar ini ditebali dan diselubungi debu pekat agar cahaya mataku tak terlihat orang-orang yang melintas didepannya....Aku tak ingin menciptakan luka pada setiap jiwa-yang ingin sekedar mampir menghampiri jendela itu, seraya mengulurkan sesuatu yang membesarkan hatiku, tanpa tersadar aku telah memulai menghiasi matahatinya dengan kekecewaan....dengan lirih dan suara yang bergetar kuharap semilir angin akan mengabarkan semua rahasia hatiku padamu....."

Dari kastil yang berselimutkan kegelapan...terlihat sesosok penyair muda sedang meratap dari sebuah dinding megah yang dipenuhi puisi -perlahan dinding-dinding megah itu terbakar dalam kobaran bara api asmara...dia merentangkan tangannya , dan berteriak sekeras-kerasnya dari setiap ruh kelam yang mengelilinginya , tubuhnya terjatuh lunglai diatas abu kertas kehampaannya, dibiarkan olehnya sukma agung melayang-layang mencari separuh jiwanya yang hilang......

Dengan jemari gemetar dan lemah, sang penyair meraih pena lalu ia membalas surat itu....

"Duhai Mahadewiku...dikeramangan ini...bersama ribuan lilin jiwaku terbakar perih.....aku sangat kesepian.....berabad-abad aku hidup diatas atap kastil ini, tanpa sebuah pemahaman- melakukan apa atau menunggu siapa.....kini racun itu telah mengalir dan menyebar dalam darahku, aku merasakan lumpuh yang sebenarnya lumpuh....tubuhku terkapar diatas abu pembaringanku sendiri....aku tak dapat meggapai kembali bayngan ganjil serta inspirasiku itu, dan kini mataku menjadi buta, aku tak dapat membaca lagi , serta menggenggam lembaran puisi yang pernah tercipta itu...'

"Kini semuanya sedang terbakar, bunga-bunga api telah memandikan tubuhku yang tergolek lemah diatasnya....dari kobaran api dan kepungan asap yang membalut ragaku, aku tetap mencoba menulis kata-kata terakhir untukmu, kutoreh dan kutulis diatas kulit ariku yang melepuh dan terbakar '.....

"Seandainya kabut hitam telah menutup matamu sehingga dirimu tak mengetahui diriku yang sedang meregang nyawa diruang kehampaanku ini, setidaknya langit telah mendengar serta mengukir kisah sedihku ini , dan telah kutitipkan senyum serta kerlip terakhir untukmu pada bulan dan bintang.... Secepat mungkin kutuangkan segala , sebelum aku binasa dan runtuh bersama mahkota duriku ini dan kuyakin senandung malam akan mengabarkan semuanya kepadamu....kisah seorang pujangga pencari cinta sejati...dari jemariku yang terbakar dan luka yang tersayat -kukembali menulis rintihan suara hati...."

" Duhai kekasih hati , ..."

"Aku mendamba kala kelopak mataku terbuka kuingin kau disana , duduk disampingku seraya membawakan senyum dan setangkup rindu...."

" Hanya untukmu seorang , seluruh kerinduanku , mimpi-mimpiku , tangis - tawaku, syair -syair dan doaku - kubingkai dalam lautan bahtera jiwa...karena engkaulah lautan tempat segala bahtera keinginan bermuara.

Kini hatiku telah binasa , luluh lantak bersama istana kebesaranku...."

Dari puing-puing kehancuranku aku menceritakan padamu , dikala ku mencintaimu dengan sepenuh hati, hatiku telah menciptakan kedalaman samudera yang nyaris sama dengan kedalaman jiwa."

Engkaulah inspirasi bagi seekor merpati untuk berani melintasi awan putih guna menjemput kekasih impian.

Apakah cintamu masih bersemayam dalah sanubariku ?!....atau rasa sakit itu semakin lama semakin mengaburkan rasa cintaku darimu?!".....

Tidak !...Aku tetap mencintai dan setia menunggumu hingga ajal menjemputku!....

Aku tetap menyakini sesuatu yang hidup didalam raga ini adalah cinta sejati.

E ngkaulah yang menghadirkan cinta dalam hatiku, dan menjadikanku sebagai tawanannya.

Hanya engkau seorang dan satu-satunya Dewi cinta yang memahami - rahasia malam dan siang jiwaku...

Aku tak tahu apa yang harus kulakukan hari ini , tanpa kehadiranmu disisiku...

Engkaulah Mahadewi tercantik dan termegah yang pernah kutaklukkan,

Kau tak seperti "Dewi-dewi" yang lain , yang singgah diistana jiwa ku , hanya untuk menikmati pijar mataku beberapa menit sebelum meraka pergi.

Ketika istanaku tertutup ilalang yang lebat dan nyaris tertelan bumi ,aku terpaksa menyanyikan senandung dan elegi cinta dengan keras membahana- berharap kelak ada sebuah pancaran matahati yang mengetahui keberadaanku disini, kemudian mengangkat jiwaku dari kegelapanku yang tak bertepi dan berdasar.....

Dan ternyata engkaulah - seseorang yang mengetahuinya.

Kau yang mengjhias istanaku dengan warna indahmu , kau yang bersihkan istanaku dengan hujan berkah yang turun dari kesucian langit....

Engkaulah yang mengelap kaca pekatku, hingga jendela kastilku kembali bening,

Kau singkapkan ilalang dari istanaku dengan kelembutan jemari-jemari cintamu yang berapi, lalu kau hidupkan beragam bunga diladang-ladangnya....

Bahkan kau telah bukakan pintu yang dulu kututup rapat, untuk melewatinya dan......tiba-tiba kita sudah bergenggaman tangan .....

"Duhai cinta, aku menginginkan dirimu sebagai matahari yang menyapa hangat relung jiwaku.....Engkaulah mata air kerinduanku , yang dengan kesegerannya telah cukup menghilangkan dahaga jiwaku"

" Aku berjanji akan meletakkan jiwamu diantara keterjagaanku yang satu dengan keterjagaan yang lain,

Digelap dan diterangku - jiwamu akan kusandingkan,

Dari setiap mata hati yang melihat dan menyapa dirimu -parasmu kuhias dan kuletakkan sebagai cerminan mata hati , karena kita telah sama-sama belajar menjadikan hati sebagai cermin,

Setiap pagi aku membukanya ...berharap kicauan pipit mengabarkan hikmah perjalanan kisah-kasih abadi kita - kepada setiap jiwa yang melintas "

Perlahan api dalam kastil semakin berkobar....terlihat kedua mata kaki sang pujangga telah terluka terbakar bara api...dengan lirih serta menahan sakit yang teramat, ia kembali menuliskan kisah kasihnya.....

' Airmataku mengalir jernih dari kelopak jiwa , seakan menyambut cengkeraman kuku-kuku maut, hanya sempat kurasakan dari ketidak-sadaranku kedua tanganku membentang seolah ingin menggapai langit...."

Sorot mataku tajam , sekan menembus atap kastil...

" Duhai matahari bakarlah gelora cinta dalam diriku....bakarlah hingga mengabu serta tertiup angin nan kelam !......"

" Angkatlah aku wahai kematian dari siksa ketersendirianku yang amat mencekam ! ..."

" Wahai maut , bidadari cantik pendamping hari akhirku ! ...Kudapati setiap merpati datang -kembali pergi, dan aku sendiri lagi....Dimanakah kekasihku , wahai maut yang lembut !...yang akan menerangi dan menjadikan pelita bagi tiap jejak langkahku?!...."

"Luka ini telah mengoyak bathinku, darah mengalir deras dari ruang biliknya....kini rasa cinta yang membawa ruhku terbang mengembara lepas , tak lagi berdiam di dalam kastil jiwaku ..."

" Kini aku bagaikan ulat-ulat yang hidup dari seonggok mayat , aku tak dapat lagi mencium keharuman bunga serta keindahannya !"......

"Jasadku terbujur layu dan terbakar....jiwaku memelas meninggalkan raga penyair muda itu...."

" Dengan hening , jemari maut mengangkat perlahan-lahan ruhku hingga terlepas dari raga , ruhku pun melayang-layang meninggalkan jasad yang ada didepannya , ingin kusentuh wajahnya untuk terakhir kali, namun apa dayaku -ku tak dapat merasakan kelembutan bibirnya , yang kini tersisa hanyalah asap duka dan bara api kesia-siaan....."

Tiba-tiba saja hujan datang dengan goresan kilat yang bergemuruh...kini semua telah sia-sia....hujan tak mampu lagi memadamkan api....praaahara dan badai telah meruntuhkan mahkota duri dan istana jiwa nya- yang kini menyatu dalam pelukan bumi

Tinggalah rintik-rintik hujan , diam menyenandungkan airmata kesedihan....

Malam berganti siang...siang berganti malam....abu jenazahnya perlahan-lahan hilang tersapu angin....

Angin bergolak mengabarkan cerita duka, tentang kematian seorang pujangga cinta , hembusannya mengalir kencang hingga pelosok negeri....

Tersadarlah para pengagung cinta dari keterjagaan mereka , kini telah kehilangan untuk selamanya sebuah "Lentera" yang mengajarkan mereka perihal hakikat cinta sejati...

Dibangunnya tugu peringatan diatas reruntuhan kastil tempat pembaringan abadi sang penyair....

Beragam muda-mudi setiap tahun merayakan indahnya cinta dan kasih sayang, diatas reruntuhan kastil itu .....berharap cintanya selamanya abadi ....

" Oh, betapa ironi dan malangnya nasib cinta sejati itu......diatas puing-puing kehancurannya sendiri , beragam wujud cinta sedang bersemi....dan guratan-guratan waktu telah membuktikan : Kematian cinta sejati adalah awal keabadiannya !"

- the end -
Hartono Benny H

Doa Jodoh 1

www.duniasastra.com

Seandainya telah engkau catatkan
Dia milikku tercipta buatku
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagian antara kami
Agar kemesraan itu abadi

Dan Ya Allah Ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ketepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi Ya Allah
Seandainya telah engkau takdirkan
Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Dan peliharalah aku dari kekecewaan

Serta Ya Allah Ya Tuhanku yang Maha Mengerti
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa bahagia
Walaupun tanpa bersama dengannya

Dan Ya Allah Yang Tercinta
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya

Ya Allah Ya Tuhanku
Pasrahkanlah aku dengan takdirmu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Kerana Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini

Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini mahupun di akhirat
Menjuruskan aku kearah kemaksiatan dan kemungkaran

Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yg beriman
Supaya aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau redhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh

Amien

Jumat, 16 November 2012

Surat Kepada Yang Terkasih!


Aku bukanlah bintang yang menerangi gelap malam

Dan bukan pula daun kering yang berserak tertiup angin Aku adalah seorang pengembara yang sedang menyusuri dan mencari pelangi dibalik kabut hitam.

Yang ingin kujumpai diujung harapku adalah Lentera jiwa, Obor kehidupan yang menerangi setiap langkahku. Aku adalah tarikan nafas lautan .

Aku adalah airmata langit. Aku adalah senyuman bumi.

Begitu juga Cinta adalah tarikan nafas dari lautan perasaan , air mata langit , dan senyuman dari bumi sang jiwa,

Setiap kuletih melangkah, kuhenti sejenak- untuk sekedar mencium harummu, Kusandarkan tubuh ini dan kuselimuti diriku dengan senandung merdu, Senandung yang juga dinyanyikan oleh sungai dan hutan.

Saat jiwaku lapar…kusinggahi “rumah” disetiap jalan yang kulalui, Kuketuk rumah-rumah mereka dengan lonceng-lonceng kehidupan Aku hendak menyemaikan benih – bunga- jiwa yang terangkai dari dasar hati dan kuyakin bumi akan menerimaku dan memberiku wangi bunga, Aku akan membawa impianku sampai kelangit Dan kuyakin langit akan memberiku apa yang dinamakan cinta.

Tetapi yang kudapati, rumah-rumah itu telah terisi sepasang jiwa, yang sejatinya-ingin kucari. Aku tak ingin memadamkan lentera hati-yang ada dalam sangkar sepasang merpati putih Karena ku tahu kecantikan bersinar lebih terang dalam hati orang yang merindukannya, daripada mata yang melihatnya…. kucoba rentangkan kembali sayap patahku… kembali kuterbang ,lalu menghilang dibalik awan.

Kutinggalkan tanda mata berupa tetes darah dari setiap daun pintu yang kubuka, Sebagai tanda bahwa Aku, si-Jiwa kesepian pernah hadir disini. Jiwa yang menghembuskan nafas kerinduan Jiwa yang menyenandungkan kebahagiaan dan nestapa cinta , sipembawa karung kasih bernama harapan.

Dan kuketahui Cinta telah memperlakukan ku seperti matahari yang menghidupi dan mematikan padang-padang dengan panas teriknya. Jiwaku menasehatiku dan mengungkapkan kepadaku bahwa cinta Tidak hanya menghargai orang yang mencintai , tetapi juga orang yang dicintai.

Sejak saat itu bagiku cinta ibarat jaring laba-laba diantara dua bunga Yang dekat satu sama lain. Cinta menjadi lingkaran cahaya yang tanpa awal dan tanpa akhir. Wahai sukma agung yang terdiam bisu, Dalam keheningan malam, aku mendengar suaranya yang amat merdu Ketika ku hendak menutup mata ini , masih kurasakan sentuhan jemarinya yang lembut dibibirku…

Masih teringat ketika kami berada ditaman , kami duduk diatas sebuah batu sambil menatap cakrawala yang jauh.

Dia menunjukkan padaku sudut langit yang berwarna keemasan, dan menyadarkanku akan merdunya senandung burung-burung sebelum mereka tidur dimalam hari. Dialah kekasih khayalku,yang selalu menemaniku kemana kupergi.

Prasasti jiwaku bersaksi dan berkata ; Kegelapan bisa menyembunyikan pepohonan dan bunga-bunga dari pandangan mata . Tetapi kegelapan tidak dapat menyembunyikan dirinya dari jiwaku.

Wahai Alam raya… Dunia para penyair yang bermahkotan duri, Aku terlahir dari dunia yang hilang…dan dalam ketersendirianku kuciptakan kekasih khayalan untuk pasangan jiwaku.

Aku tertawa untuk diriku- atas kemalangan jiwaku… Apakah aku telah kehilangan bentuk-bentuk kehidupan sehingga aku merasa lebih baik melihat dan mendengar dalam alam impian ?

Dikeheningan malam yang dingin, kulepaskan jiwaku agar bisa menari-menari diawan, dan kubiarkan pula jiwaku bermandikan seribu bintang!

.......Ku bermimpi !.............


Lalu, Kutemukan diriku didalam sebuah perahu kecil, terapung-apung di samudera luas tanpa batas. “Tiba-tiba aku memandang keatas , dan melihat kekasih hidupku , berada sangat dekat diatasku.

Aku bersorak kegirangan, membentangkan tanganku dan berteriak, ‘mengapa engkau meninggalkan aku kekasih ?’  Kemana saja engkau selama ini ? mendekatlah kepadaku , dan jangan pernah lagi meninggalkan aku sendirian !” “Tetapi dia tidak bergerak.

Diwajahnya kulihat tanda-tanda kesedihan dan kesakitan yang tak pernah aku lihat sebelumnya.

Dengan suara lembut dan lirih , dia berkata ‘ “Aku datang dari kedalaman samudera untuk melihatmu sekali lagi. ‘Aku ingin melihatmu tersenyum untuk terakhir kali !.

’ Kembalilah keduniamu dan lupakanlah aku !” “Kumohon lupakanlah aku !” kulihat dia menutup wajah cantiknya yang berderaikan air mata darah Setelah mengucapkan kata-kata itu , dia menghilang kedalam gumpalan kabut yang tiba-tiba datang.

Aku berteriak sekeras-kerasnya, dengan hati kalut aku memanggilnya kesegala arah, ‘Aku mencintaimu...jangan tinggalkan aku !’ , aku menantap nanar kesegala penjuru , tetapi yang nampak hanya rintik-rintik hujan , kerlip bintang yang bertemankan untaian cahaya lembut sinar rembulan.

Kekasihku , kuharap aku dapat mengatakan kepadamu, apa arti kehadiranmu untukku. Semua itu menciptakan jiwa dalam jiwaku, disaat hatiku hampa dan gemetar , aku merasa sangat membutuhkan seseorang untuk mengatakan kepadaku, bahwa masih ada hari esok, untuk semua isi hati dan jiwa yg sepi, dan engkau selalu melakukannya untukku.

Kekasihku, Kapanpun kucoba untuk mendekatimu lewat ucapan, Sebagai pribadi yang utuh. Tetapi engkau selalu menjauh dariku Dan sulit kugapai.

Tetapi apapun yang terjadi aku senang bersamamu…. Karena engkau adalah sebuah menara kekuatan !, Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan hari ini tanpa engkau.

Walau aku harus mandi dalam kobaran api, denganmu aku merasa sangat terlindungi dan terjaga. “Aku kembali ketempat peraduanku, jiwaku merintih ,aku seperti berada diperahu yang ganjil !”...’perahu yang mudah goyah disapu ombak dan badai’...

Lalu kulihat jasadku terkapar ditepi pantai, kulihat sekelompok gagak mengelilingiku...menanti dengan sabar lepasnya ruh dari ragaku !’...jiwaku memelas melihat jasad yang tak berdaya didepannya, kemudian dengan perlahan-lahan aku meninggalkannya....

Dan kulihat juga disana , kulihat kakasih jiwaku sedang terpasung dan didera, darah menetes dari kaki dan tangannya ! dan jatuh menimpa bunga-bunga yang ada dibawahnya.

Janganlah menangis kekasihku, cinta tercipta untuk membuat mata-mata kita dan menjadikan kita pelayannya, agar kita mendapat anugerah kekuatan dan ketabahan.

Hentikan airmatamu, karena kita telah mengangkat sumpah. Lalu ku berkata, “Ketika aku berdiri bagaikan sebuah cermin jernih dihadapanmu , Kamu memandang kedalam diriku dan melihat bayanganmu. Kemudian kamu berkata, “Aku Cinta Kamu”.

Tetapi sebenarnya kamu mencintai dirimu dalam diriku.” Wahai kekasih hati! , “Hanya dengan cinta yang indah kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan dan duka perpisahan.

Aku tak punya pilihan lain kecuali berjuang setiap hari sampai kutemukan harta yang layak kuserahkan kepadamu, Harta untuk membantu kita dalam mengarungi penziarahan hidup kita”.

Ketika tangan kehidupan terasa berat dan malam tak berirama, inilah saatnya untuk cinta dan kepercayaan.

Dan betapa menjadi ringannya tangan kehidupan dan betapa berirama malam, Ketika sesorang mencintai dan mempercayainya.

Cinta adalah cahaya ghaib yang dipancarkan dari inti yang membakar jiwa dan menyinari sekeliling bumi. Sehingga memungkinkan kami merasa hidup laksana mimpi indah diantara keterjagaan yang satu dengan keterjagaan yang lain.

‘Wahai kekasih, walau ragaku telah menyatu dengan tanah, Aku akan senantiasa mengingat cinta pertamaku, Dan aku akan menggapai kembali saat-saat yang ganjil itu.

Ingatan yang mengubah dasar perasaanku dan membuatku sedemikian gembira meskipun kegetiran terasa dalam misteri. ”Ia” akan terus hidup laksana seorang tawanan cinta diseberang laut,dimana “ia” dikebumikan.

Cinta adalah segala sesuatu yang dapat kuperoleh , serta tak seorangpun yang dapat melenyapkannya dariku. Hubungan antara kau dan aku merupakan hal paling indah dalam hidupku.

Sesuatu yang paling mengesankan yang pernah kuketahui dalam hidup- dan akan selalu aku kenang…

Wahai para Pencinta , Pemusik dan Penyair !,


Telah kutemui pelangi dibalik kabut hitam,

serta Telah kutemukan kuncup bunga dimahkota duriku Aku mencintai Terang persis seperti aku mencintai Kegelapan,

Aku terjaga dalam dekapan bunga dan kelembutan jemari sinar mentari! Aku akan keluar, sekarang aku berjalan memasuki lentera itu, Kulihat matanya berkaca-kaca didalam keharuan.

Aku membelai rambutnya dan berkata, “Aku mencintaimu kekasihku sebelum kita berdekatan , sejak pertama kulihat engkau.Aku tahu ini takdir. Kita selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan kita.”

“Cintaku padamu wahai kekasih , akan tetap ada hingga akhir hidupku , dan setelah mati “Tangan Tuhan” akan mempersatukan kita kembali.

” Hari ini aku telah bersama pasangan jiwaku yang kucinta, ia dan aku menyatu dalam obor Tuhan yang telah diciptakan sebelum dunia ada.

Tak ada kekuatan didunia ini dapat mengingkari kebahagiaanku dengan dirinya, karena kebahagiaanku lahir dari pelukan dua roh yang disatukan dengan sikap saling memahami dan dipadukan dan dipayungi oleh Cinta kasih.

Dalam Damai dan Kasih-Nya Kemudian aku tuntun tangannya yang suci Menuju Altar cahaya keabadian .

Hartono Beny Hidayat berkoaborasi dengan KG

“Perkawinan adalah penyatuan dua jiwa dalam cinta yang kokoh untuk menghapuskan perpisahan. Ia adalah kesatuan agung yang terpisah dalam roh. Ia adalah gelang emas dalam sebuah rantai yang permulaannya adalah sebuah pandangan, dan akhirnya adalah Keabadian. Ia adalah hujan suci yang jatuh dari langit tak ternoda untuk menyuburkan dan memberkati ladang-ladang illahi.”(KG)

Impian dan cinta akan saling memberi satu dengan yang lain, serupa dengan apa yang dilakukan matahari ketika mendekati malam,dan yang dilakukan bulan ketika mendekati pagi. Terpujilah cinta yang mampu mengisi kesepian manusia, dan mengakrabkan hatinya dengan hati manusia lain

2001

Kematian seorang penyair adalah awal keabadiannya

Disebuah gubuk reyot , dan nyaris roboh diterpa angin- terbaring seorang lelaki sekarat,
menatap cahaya suram dari sebuah lampu yang bertempur melawan kegelapan....
Ia adalah seorang penyair yang terbaring sekarat ;  kelaparan ; dikota yang hidup dan kaya.

Dia menghela nafas-nafas penghabisannya, sementara tiada seorangpun yang menemaninya kecuali lampu minyak , satu-satunya pendamping yang ia miliki dan lembar-lembar kertas yang diatasnya terdapat lukisan hati yang ramah.
Dengan sisa-sisa tenaga yang kian menyusut, dia mengangkat tangan kearah langit dan menggerakkan pelupuk matanya yang lemah seolah penglihatannya yang kabur akan menembus atap gubuk kumuh itu.
Dia berkata : "Datanglah kini wahai maut yang cantik, karena ruhku rindu padamu, karena aku begitu lelah ...bebaskanlah diriku dari masyarakatku yang terasing ....
Cepatlah menyabut ruhku wahai kesunyian yang agung.... karena mereka menolak aku, dan membuang diriku karena  aku tak mau menindas yang lemah sebagaimana yang mereka lakukan, karena aku berbicara dengan lidah malaikat dalam bahasa manusia."
Datanglah dengan jemari kelembutanmu, dari bibir yang tak pernah merasakan ciuman seorang ibu, pun tidak pernah menyentuh pipi perempuan, pun tidak pernah merasakan bibir kekasih tersayang. Cepatlah dan peluklah daku, wahai maut kekasihku."
Kemudian disamping ranjang pemuda sekarat itu berdiri bayangan seorang bidadari dengan kecantikan surgawi. Dia memeluk pemuda itu dan memejamkan matanya sehingga pemuda itu tak bisa melihat apapun selain dengan mata hatinya.
Bidadari itu mencium bibirnya dengan ciuman cinta kasih, sebuah kecupan kebahagiaan surgawi yang takkan terlupakan bagi pemuda sekarat itu.
Dan pada saat itu gubuk menjadi kosong kecuali lantai tanah , dan sobekan kertas yang berisi ratapan derita sang penyair.
Beratus-ratus tahun kemudian , ketika penduduk kota itu tersadar akan kebodohannya , kala mereka terjaga dan matanya menyaksikan fajar pengetahuan , mereka mendirikan sebuah monumen sebagai tanda bagi sang penyair , ditaman paling indah yang ada dipusat kota . Setiap tahun mereka menyelenggarakan pesta rakyat untuk mengenang sang penyair, yang tulisan-tulisannya telah membebaskan mereka.
Oh, betapa mengerikannya kebodohan!.
Hartono Beny Hidayat Elaboration with KG

Mahadewi


Mahadewi
www.duniasastra.com
Disaat cinta membuka kedua mataku dengan pancaran magisnya dan untuk pertama kalinya mengguncang jiwaku melalui sentuhan-sentuhan Lembut jemari-jemarinya yang berapi. Cintalah yang membawaku masuk kedalam tanah kasih yang agung dimana hari-hari berlalu laksana mimpi dan malam-malam layaknya pesta pora.
Dalam hidupnya setiap pemuda akan kedatangan seorang "Mahadewi" yang datang dengan tiba-tiba dimusim semi kehidupannya. Mengubah kesunyiaannya menjadi saat-saat yang bahagia serta mengisi kesunyian malam-malam dengan musik kehidupan. ( Sebuah "lagu" kedamaian yang menenangkan dan menerbangkan jiwaku menuju keindahan yang tak terlukiskan)……
Saat kulihat langit, kulihat " tiga bintang" disana , kerlipnya begitu menusuk kalbu dan kesucian jiwa……. "Langit biru …!"… gumamku dalam hati yg menggambarkan malamku yang indah…..
Kulihat sang Dewi, duduk didepan jendela malam, melemparkan pandangan dengan mata berbinar tanpa mampu mengucap sepatah katapun. Seolah dia tahu bahwa keindahan memiliki bahasa surgawi, lebih mulia segala suara yang dituturkan oleh lidah dan bibir-bibir.
Hanya jiwa kami yang mampu menangkap "keindahan-keindahan" itu. Keindahan yang membuat kami bingung tanpa kami mampu menggambarkannya dalam bentuk kata-kata , karena "Ia" adalah sebuah perasaan yang tak terlihat oleh mata kita , berasal dari keduanya baik dari orang yang menatap ataupun orang yang ditatapnya.
Keindahan yang sesungguhnya adalah sinar yang menghiasi memancar dari jiwa dan raga yang paling suci, laksana kehidupan yang datang dari pusar bumi , memberinya warna dan warni pada bunga. Apakah jiwaku dan jiwa Mahadewi saling bertemu dihari pertemuan itu ?!..
Dan apakah perasaan rindu itulah yang membuatku melihat "Mahadewi" seolah perempuan paling cantik dibawah Matahari ini ?…..Atau aku mabuk anggur "masa muda" yang membuatku berkhayal akan sesuatu yang tak pernah ada?….
Apakah khayalan membutakanku dan membuatku membayangkan pancaran dimata "Mahadewi" , manis kata dibibir merahnya, ataukah semua itu yg telah membukakan mataku agar melihat kebahagiaan dan nestapa cinta ???….
Teramat sulit untuk menjawab semua pertanyaan ini , tapi aku hendak berkata sejujurnya bahwa pada saat itu aku merasakan "sangkar" yang tak pernah aku kunjungi dan kurasakan sebelumnya , kasih sayang baru yang masuk diam-diam kedalam hatiku , laksana roh yang melayang-layang diatas singgasana alam raya ini.
"Mahadewiku"……didalam setiap mimpiku kau slalu mendendangkan lagu disetiap sudut dan tepian telaga sunyiku, dan dari mimpi itu berusaha kubangun "menara-menara langit "dari "tiang-tiang" rindu. Dan apabila tangan kita sempat bersentuhan di"alam mimpi" , mari teggakkan "manara-menara" tersebut hingga menjulang tinggi ,menuju cakrawala keabadian dan ketulusan cinta kasih. ….
"Mahadewi" kekasih khayalku, apakah engkau kelak akan menjadi nyata, dalam setiap perenunganku, engkau slalu ada , disini slalu menemaniku baik suka maupun duka……..
Hartono Benny hidayat kolaborasi dengan KG

Cahaya Doa

www.duniasastra.com
Ketika malaikat -malaikat sedang bertasbih dari setiap pintu-pintu langit ,
Bergetar sayap-sayap mereka ,
kemudian malaikat -malaikat tersebut mengadu kepada Rabbnya,
"Ya, Allah Ya Tuhan kami, cahaya keindahan apakah yang baru saja melintasi kami,
yang terangnya nyaris sama dengan keindahan wajah-Mu, sehingga sayap-sayap perkasa kami dibuat kaku olehnya ?!

Dari balik singgasana-Nya kemudian Ia berfirman :

"Cahaya itu adalah doa yang diucapkan lidah seorang hamba-Ku yang teraniaya !"...."Keperihan jiwa telah membawa hatinya pada-Ku !"

"Aku bangga kepada jiwa ini !...disaat Aku mengujinya dengan dua jenis rasa lapar..dia selalu bersyukur dan berbaik sangka pada-Ku!"

"Tahukah engkau dua rasa lapar itu ?!",

Yaitu ketika seorang hamba ditimpa oleh siksa kelaparan yang teramat, maka jiwanya berkata pada-Ku :

" Sang Terkasih sedang bertandang dirumah jiwaku, ketukan Tangan kasih Nya menyapa ususku yang selalu suci , maka ketika aku mati, bukan engkau yang mencabutnya, tapi Dia yang menjemput nyawaku disini!"

Lapar kedua ; yaitu saat ia diuji oleh rasa kenyang, maka jiwanya berkata pada-Ku ;

"Yang Maha Pemurah telah memberikan rizkinya yang telah dijatah padaku , maka aku tidak akan merebut diluar selain apa-apa yang telah ada dalam genggamanku,

kemudian hadiah pemberianNya- kubagi lagi pada sesama sebagai rasa syukur ku kepada-Nya !"

"Tahukah ' rizki ' yang hambaku maksud dipenghujung ajalnya ini , wahai malaikat ?!..yaitu sesendok kerak nasi, yang berkuahkan airmata syukur !"

Hartono Beny Hidayat

Ijinkan aku untuk sedikit bercerita


Wahai sahabat-sahabatku… ijinkan aku tuk sedikit bercerita:
Karena ia hanya ingin menceritakan apa yang ingin ia keluarkan dan ia rasakan.Seperti halnya tangisan, keluar begitu saja walau ia berusaha sekuat mungkin untuk menahannya.
Ia hanya ingin bercerita pd kalian tentang pengalamannya akan kesunyian, kesedihan, harapan dan juga ………aku tanya kepadanya, perihal makna yang terkandung dari titik-titik ini, namun ia bersikeras tak mau menjawabnya.
Namun yang aku tahu ia bagaikan laba-laba penenun, yang menyulam imajinasinya dengan realitas kehidupan. Saat ia telah kehabisan serat benangnya yang terakhir, maka ia menenun dengan ukiran airmatanya, ketika airmatanyapun telah mengering, maka ia berusaha merajutnya kembali dengan lembaran serabut vena tubuhnya.
Tapi ada dimana benang-benang  itu tak pernah habis walau ia telah memakainya berjuta-juta kaki jauhnya.Ketika aku tanya padanya perihal benang ajaib itu, ia menjawab sederhana :
‘ Pikiran dan kehendak bebas! ‘
Hartono Benny Hidayat www.duniasastra.com

Untaian Puisi Cinta Untukmu Kekasih



Puisi 1.
————————
Kegilaan Cinta
Duhai kekasih,
Disaat seorang pemuda dilanda cinta, Hal gila apapun pasti dilakukannya demi Sang tercinta,
Tembok yang tinggi sekalipun kan dipanjatnya, laut nan luaspun kan diarunginya,
Onak-duri  itu dapat dengan mudah diatasinya, lain halnya  bila bunga yang ia cintai dipagari - dinding-dinding kemuliaan dan  kehormatan,
Ia akan mati dibalik tembok itu dengan menggenggam sebuah keyakinan kuat dalam hatinya,
Dalam kematiannya- ia menyakini bahwa;  kelopak bunga yang ia lempar dari balik tembok itu,
sekalipun bunga-bunga itu  tak ada yang memungutnya ,
suatu saat layunya akan menjadi benih harapan, serta obat kerinduan bagi sang terkasih,
Bunga-bunga  harapan yang kelak  menjadi pelipurnya dikala sedih,
menjadi teman sejatinya dikala hampa.
————————————————————————————————

Puisi 2
———————————
Cinta Ilahi bagaikan buah karunia, yang bermaniskan rahmat dari surga dan menjadi sebuah air keberkahan bagi jiwa.
Ketika langit menunjuk denyut nadi, mentakdirkan  dan menuntunkan jejak langkahnya pada Cinta,
maka lembaran Cinta yang terlahir dan tergerai darinya akan tulus dan suci ; bagai kain putih tak ternoda.
Lembaran itu akan membalut luka hati hingga membawa duka pada kebahagiaan.
Kain Cinta yang berhiaskan corak angan dan nafsu;  adalah kain cinta yang bersumber dari bumi.
Serat kain seperti itu akan mudah lusuh dan memudar warnanya,  apabila keindahan kain  yang dibayangkan tidak sesuai dengan harap dan kenyataan.
Cahaya Cintaku yang menerangi dirinya, tidak bersumber dari sumbu bumi; bukan pula dari matahari.
Ia bersinar dengan kilau kebenaran surga, wujudnya kan menghias abadi dikedalaman jiwa.
Surgalah yang meraih dan menuntun tanganku untuk terbang bersama sayap-sayap cinta.
Biarpun panah cinta melesat kencang melukai sayapku. Ia pulalah yang nanti membalut lukaku.
Bagaimana mungkin aku akan melepaskan diri dari balutan kasihnya ,
sedang Cinta telah menunjuk dan mengilhamkan cahaya kasihnya untukku
———————————————————————————————————————————-
Puisi 3
————————–
Lumut dan batu

Lihatlah batu ini dan lumut yang menutupinya,
Lebih baik bagimu  menjadi lumut yang tak memiliki langit tuk berteduh ,
daripada menjadi batu permata yang  sejak dari kelahirannya didekap keperkasaan gunung-gunung .
Apalah arti keindahan wujud baginya ?,
Dan apalah arti kemilau cantik bagi dirinya- bila ia sendiri tak pernah merasakan sentuhan sinar kasih
ataupun belaian lembut angin kehidupan .
Duhai kekasih hati,
Jangan pernah takut melangkah,  buangalah keraguan diri ;
-karena dalam wujud  cinta,  segala macam bentuk keraguan adalah dosa kasihku.
Lihatlah lumut ini dan belajarlah darinya,
Tidakkah kau lihat bahwa batu dan lumut itu beda, tapi lihatlah ia dengan setianya mendekap sang batu.
Bagi dirinya mencinta adalah sebentuk pelayanan,
Mencinta adalah sebuah kebutuhan,
Mencinta berarti menghidupkan cita dan harapan.
Demi orang yang dicintainya, ia rela terterpa panas dan hujan.
ia menyakini bahwa  suatu waktu, sebongkah batu yang keras sekalipun- akan menjadi lunak karena sihir cinta.
Apapun yang kau dengar tentang Cinta ,
apaun yang ingin  kau katakan tentang wujudnya,
ketahuilah bahwa inti Cinta itu sendiri adalah sebuah rahasia yang tak pernah terungkapkan.
———————————————————————
Hikmah yang bisa dipetik dari syair ini :
Manusiawi sekali kalau kamu ingin dicintai.
Cinta memang indah, menggairahkan dan mempesona.
Namun kamu tidak bisa meminta atau memaksa orang lain mencintaimu.
Satu-satunya cara yang bijak untuk dicintai adalah dengan melupakan keinginan dicintai dan mulailah mencintai
Hartono Benny Hidayat
www.duniasastra.com

Kereta Terakhir


Dalam perjalanan tanpa akhir, Ketika segala resah merasuki dan menyelimuti diriku,
Aku hanya bisa menahan nafas , jiwaku merintih dan terkapar, menggigil dalam kebisuan malam
Aku hanya terdiam, aku mengharap kehadirannya merupakan suatu perjalanan “terakhir” yang singgah distasiun hatiku.
Aku melihat ‘kereta tua’ itu telah letih, seolah semua rel ia telah dilintasi, seolah segala rute perjalanannya berlalu tanpa irama,
Melintas dan hanya melintas, tanpa ada tiupan masinis, ataupun derai tawa bocah yang mengiringi perjalanannya.
Entah kenapa ‘kereta’ itu kini hanya ingin dilihat,
ia mengharap suatu saat kelak- masuk museum,
Walaupun sekiranya terkurung dalam ruang yang terbatas namun ia memiliki teman, bersama kereta lainnya yang lebih dulu ada- mereka saling berbagi tempat dan cerita.
Ketika aku sedang berada distasiun, aku bercerita dengan kereta lainnya,
“Aku lelah mengangkut segala tentang ‘ada’ ataupun ‘tak ada’ dari seorang manusia”.
“Aku mengharap didepanku merupakan sebuah stasiun terakhir tempat dimana ku dapat beristirahat dan singgah dalam waktu lama”.
Kemudian kereta lain berujar; “kenapa engkau berpikir begitu ?!, tidakkah perjalananmu telah menghidupi banyak orang, engkau memberi tempat dan nafkah bagi segala jenis manusia”
‘mulai dari golongan pekerja, copet, pengemis dan pedagang’….
”Mau engkau kemanakan mereka bila kau tak ada?’…’apakah ada kuburan yang siap menampung mereka lebih dini- lalu menafikan dari takdir yang telah digariskan ?!’…’ dan ketahuilah kehidupan adalah berjalan diatas rel yang bernama takdir’,…’ tekadlah yang bisa melawan kuatnya derasnya hujan dan hembusan angin ketika engkau melintas, atau mungkin kau tak dapat menghitung berapa kali engkau kelilipan debu, demi mencapai asa dan cita”.
Tubuh serta jiwamu terbuat dari baja!…tabraklah angin sebanyak yang kau mau…
Salamilah kesetiaan matahari yang telah menyinari perjalananmu…
Tersenyumlah laksana pelangi sekalipun harus merangkak dalam selubung kabut
Jadikan akal dan nurani penuntun perjalananmu, Bersuaralah dengan lantang, sekalipun jeritan halilintar membahana membelah kesunyian langit…
sambutlah pluit masinis dan lambaian tangan calon penumpang ; mereka ada untuk kita, dan kita ada untuk mereka…begitu juga
kehidupan bebannya adalah ujian , rutenya adalah cita, relnya adalah takdir.
Dan janganlah lupa dengan 0,1% yang bernama :
‘ Keajaiban kereta !’ ”…
“Yaitu rangkaian Batu ataupun bunga yang dilempar kekita ketika kita sedang melintas !”
Wahai temanku sesama kereta, seantiasa tertawakanlah kepedihan itu- jadikanlah dia ‘saudara kembar‘ kebahagiaan . Sambutlah kedatangannya karena ia telah lama pergi merantau dan kini telah kembali membawa karung-karung rindu.
Dia menunggu kita diujung stasiun, ayo kita jalan lagi mengarungi penziarahan hidup !”.
Aku jadi teringat kata-katanya , kereta bijak itu…
Salamilah kesetiaan matahari yang telah menyinari perjalananmu…
Tersenyumlah laksana pelangi sekalipun harus merangkak dalam selubung kabut
Jadikan akal dan nurani penuntun perjalananmu
Bersuaralah dengan lantang, sekalipun jeritan halilintar membahana membelah kesunyian langit…
‘Zes-zes …zes-zes…tutttttttttttt  !..”
Lalu aku menengadahkan wajahku kematahari dan aku berteriak : “inilah diriku !”

Hartono Benny Hidayat
www.duniasastra.com

Impian Anak Petani


Bule dan Pakle….dengan lirih aku ingin bercerita,
waktu kecil dulu aku punya impian, bahwa kalau aku sudah besar aku ingin jadi pilot…
sering waktu disawah dulu, aku  melihat pesawat kecil melintas diudara…
Betapa ingin hatiku , dikala itu bahwa suatu saat pesawat itu mendarat didepan gubuk kita, menjemput pakle ; bule dan adik.
Dulu Pakle pernah bilang, jangan pernah malu jadi anak petani, kalau kamu pintar kamu bisa jadi apa saja…
Tapi kini pakle…aku baru menyadari bahwa pesawat itu memang selalu berada diatas , tak mungkin mampir digubuk kita yang reyot ini….
Kini hanya impian gila saja yang ada diotakku, untuk menukarkan ’si-gemuk” dengan bangku kuliah, oleh sebab itu aku tak tega pakle…gimana nanti pakle bisa kerja, kalau sigemuk digadaikan?!…tidak pakle, aku tak mau mengorbankan itu semua…biarlah pesawat khayalan itu menungkik deras ketanah…dan terkubur dalam-dalam dari harapan dan citaku…
Aku bercerita ini ke pakle dan bule karena aku kecewa, kekayaan hakikiku- kini telah dirampok oleh kemiskinan, dan aku menyadari bahwa pintar saja tidak cukup untuk dapat menjadi “orang”.
Kini biarlah alam dan semesta yang mengajar- dan mendidik aku…dan aku cukup berbesar hati pakle, bule !….walau kalian sedang tertidur lelap..aku berharap, bahwa kalian masih mengingat impian masa kecilku dulu….

Hartoo Benny Hidaat www.duniasastra.com

Tuhan

Tuhan Adalah Esa.Cahaya diatas cahaya. Zat yang meliputi segalanya,tak ada materi yang tidak tertembus cahaya kebesaranNya.Ia tidak bersemayam,ia tak memiliki atap ataupun istana untuk bernaung,Ia tak memiliki batasan,karena Ia wujud yang Maha Segalanya,wadah bagi semua.

Adalah zat yang tanpa awal dan akhir.Wujud indahnya tak pernah terpikirkan,Zat yang begitu Agung,sehingga takkan ada makhluk yang sanggup melihatnya,kecuali atas ijin dariNya -yang hadir dari balik tabir .

Ia Abadi, Zat yang tak pernah mati.Adalah zat yang terus menyapa dan terus “berbicara” dari awal hingga akhir kehidupan.Ia nyata bagi mereka yang memiliki mata untuk melihat,memiiki telinga untuk mendengar.
Kebesaran Ilmu dan tuntunan hidayahnya melewati batasan nalar, kepercayaan serta agama.
Ia adalah zat Maha Pemberi kasih bagi semesta tanpa terkecuali,begitupula dengan kemurkaanNya adalah merupakan bukti cintaNya yang tersembunyi.
Hartono Benny Hidayat www.duniasastra.com

Ratapan Ibu Pertiwi




Aku adalah ibunda kemalangan yang menangisi -tunas kehidupan yang disapihnya dulu....
Aku adalah seorang ibu bumi yang bibirnya kering memohon cahaya keadilan,namun tangannya tak pernah sampai menjangkau langit.
Aku bagai seorang ibunda kegetiran, yang menjulurkan mangkuk sedekah- sambil memangku anaknya yang sekarat menahan lapar.
“Aku menangisi negeriku...karena ia melupakan orang yang miskin dan tertindas...”ujarnya lirih.
“Aku menangisimu tunas kecilku,karena aku sempat mengharapkannya kelak tumbuh menjadi pohon kehidupan yang berguna bagi sesama...tempat bernaung dan berteduh bagi jiwa yang letih”....
‘Dahulu aku pernah mengaharap pada langit ,agar selalu memberikan curahan karunia dan kasih sayang padanya”... ”Namun sayang angin kehidupan berlawanan arah dengan dengannya,Sang tunas kecil tertindas dan tak mampu melawan,ia berusaha kembali bangkit,namun apalah daya,jemari kecilnya tak berdaya menghadapi itu semua....”
Dari balik kerudungnya, ia tenggelam dalam pusara kegetiran. Sesekali ia tampak termangu, wajahnya dingin tanpa ekspresi,tatapannya kosong seolah tanpa harapan ....
Ia tidak lagi peduli terhadap awan hitam yang menutupi wajah cantiknya.
Kian hari tubuhnya semakin kurus. Pakaian kehormatannya semakin lusuh dan compang-camping terkoyak jari-jari keserakahan.
Suaranya kian parau berteriak menahan kesakitan , namun tiada jiwa yang peduli dan mendengar keluh kesahnya.....
Dari balik kerudungnya yang tipis,tampak airmata basah menetes membasahi pipinya yang tirus,tangannya tampak menghapus airmata yang berderai namun tidak dengan luka bathinnya.....

Hartono Benny Hidayat
www.duniasastra.com

Anak Langit

Aku adalah anak-anak kesunyian,
Aku terlahir tanpa tempat bersandar dan hidup bagai daun yang berserakan….
Aku terlahir dalam kerasnya rimba kehidupan,namun aku tahu cara menghargai nilai kemanusiaan;
Dalam Cinta aku berkelana; ………
Mengarungi kerasnya hidup dan melintasi sunyinya waktu….
Jiwaku adalah penuntunku,
Lewat sekolah kehidupan aku belajar….
Lewat sekolah kehidupan aku memaknai hidup…
Atapku berteduh adalah langit, tempatku berbaring adalah trotoar jalan,pakaianku adalah debu jalanan…..
Aku adalah anak-anak Tuhan yang selalu didera rasa lapar dan haus ….
Seandainya aku kalah dalam peperangan ini dan mati sudut ruang kotor itu,
Maka angkatlah jasadku dengan hormat,mandikanlah jasadku dengan airmata kalian,
Baringkanlah jasadku dengan kelembutan, Lafalkanlah untukku untaian doa serta puja-puji kehidupan….
Berikanlah nisan seadanya untukku,entah batu ataupun sisa-sisa tulang belulang makanan kalian- sebagai pertanda…
Torehkanlah nisanku dengan sebutan: “Anak langit”,karena aku tidak memiliki surat-surat sah resmi sebagai tanda kehidupan…
Percayalah meski kalian tak mengenalku,namun aku mengenal “ kalian” lebih dari kalian mengenal diri kalian sendiri…
Aku adalah anak bathin kalian; yang kalian usir dan kalian buang dalam keriuhan kota ,” Sosok Asing“ yang kalian kucilkan dalam keheningan rumah jiwa kalian yang hampa!.
Hartono Benny Hidayat
www.duniasastra.com

Rayuan Maut yang Abadi sepanjang masa!

1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.
2. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang, sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.
3. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
4. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.
5. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.
erasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.
6. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan p
7. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita milik sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.
8. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itu pula.
9. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.
10. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.
11. Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.
12. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.
13. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.
14. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.
15. Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah, romantika dan masih tetap peduli padanya.
16. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya.
17. Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air mata.
18. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.
19. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.
20. Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan, kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.
21. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
22. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu! Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh di hatimu.
23. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.
24. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum – jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis
www.duniasastra.com